Pada tahun 2004, seorang pengguna 2ch bernama Hasumi menumpang sebuah kereta pada jam 11 malam. Setelah bepergian tanpa berhenti selama 20 menit, ia mem-posting di 2ch bahwa biasanya kereta akan berhenti setelah 7-8 menit, tetapi kereta tersebut tidak berhenti setelah beberapa waktu pada hari itu. Beberapa netizen menyarankan agar ia pergi ke ruang masinis untuk memeriksanya, Hasumi melakukannya tapi ia tidak mendapat jawaban. Setelah kereta melewati suatu terowongan yang tidak asing, kereta itu berhenti pada tengah malam di “Kisaragi Station” – tempat pemberhentian yang tidak ditemukan di mana pun di Jepang.
Kebingungannya semakin bertambah karena tidak ada seorang pun di stasiun tersebut, di luar stasiun itu juga sangat kosong, dan ia tidak dapat menentukan lokasi dengan telepon genggamnya. Ia menelepon keluarganya dan meminta mereka untuk menyampaikan kabar kematiannya ke polisi, yang sayangnya mereka menganggapnya sebagai telepon usil karena “Kisaragi Station” itu tidak ada.
Saat malam semakin larut, Hasumi terus mengobrol dengan para netizen di 2ch. Pada jam 2:00 dini hari ia meninggalkan pesan bahwa ia bisa mendengar suara lonceng dan taiko (drum Jepang) di dekatnya, dan ia melihat seorang pria tua berkaki satu. Para netizen langsung berpikir bahwa ini adalah hal yang tidak biasa dan menyarankannya untuk segera menuju terowongan dan menemukan jalan keluar dari stasiun itu. Setelah Hasumi meninggalkan terowongan ia menemui seseorang yang dengan baik hati menawarinya tumpangan.
Mengabaikan peringatan dari para netizen, Hasumi masuk ke mobil orang asing itu dan mem-posting pesan berikutnya pada jam 03:44, “Sang pengemudi mengemudi ke arah pegunungan dan tetap diam sepanjang jalan. Saya berniat untuk melarikan diri.” Itu adalah posting-an terakhirnya.
Dalam beberapa hari terakhir seorang pengguna Twitter dengan sebutan “Murao blabla” berkicau tentang pengalaman serupa, bersama dengan foto-foto dari stasiun tersebut. Orang ini mengatakan bahwa ia naik kereta di Kanto dan setelah sampai di Chiba ia menyadari bahwa ia berada di sebuah stasiun yang aneh: waktu di stasiun itu adalah 1 jam lebih cepat dari waktu internet. Juga, pada malam itu ada peringatan gempa berskala 5 untuk daerah Kanto, tapi ia tidak merasakannya. GPS-nya juga telah berhenti berfungsi.
Untungnya orang ini berhasil meninggalkan stasiun Kisaragi dan menemukan jalan ke supermarket, setelah stasiun itu menghilang dari pandangan. Ketika ia memeriksa tiketnya, tidak ada catatan untuk turun di “Kisaragi Station” atau malah sama sekali tidak ada.
Beberapa netizen menganalisa foto-fotonya dan menemukan bahwa papan nama stasiun itu bergaya stasiun-stasiun di daerah Kansai, dan kereta itu tidak seperti kereta manapun yang melaju dekat dengan kota-kota. Beberapa orang lainnya yakin ini hanyalah hoax yang kreatif untuk memberikan orang-orang rasa merinding yang sangat dibutuhkan untuk menyejukkan musim panas.
Post a Comment